Baterai kecil dan kuat membuka batas baru bagi robot mikro otonom

Insinyur MIT telah mengembangkan baterai bertenaga mandiri yang sangat kecil yang dapat merevolusi bidang robot mini. Baterai zinc-air ini, hanya seukuran rambut manusia, menghasilkan tenaga dengan mengoksidasi seng menggunakan oksigen dari udara, menghasilkan listrik hingga 1 volt.

Insinyur MIT telah mengembangkan baterai super kecil yang memungkinkan kita menggunakan robot seukuran sel untuk berbagai hal, seperti mengirimkan obat langsung ke dalam tubuh kita atau mengendus kebocoran gas di saluran pipa.

Baterai baru ini hanya berukuran panjang 0,1 milimeter dan tebal 0,002 milimeter—pada dasarnya seukuran rambut manusia. Ia mengambil oksigen dari udara dan menggunakannya untuk mengoksidasi seng, menghasilkan arus hingga 1 volt. Jumlah tersebut cukup untuk memberi daya pada sirkuit kecil, sensor, dan aktuator kecil, yang merupakan terobosan baru dalam membuat robot berfungsi.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Ge Zhang, PhD ’22, dan mahasiswa pascasarjana Sungyun Yang, mempublikasikan temuan mereka di Science Robotics. Mereka mengatasi rintangan besar dalam membuat robot kecil: bagaimana memberi mereka kekuatan yang cukup untuk berjalan sendiri tanpa perlu terhubung ke sesuatu.

Berbeda dengan robot “marionette” yang membutuhkan sumber cahaya konstan atau kabel ke sumber daya eksternal, baterai zinc-air baru ini memungkinkan mereka bergerak bebas.

Tim telah menunjukkan bahwa baterai dapat memberi daya pada berbagai komponen, seperti lengan robot (yang merupakan aktuator), memristor (yang dapat mengingat sesuatu), dan bahkan rangkaian jam. Ditambah lagi, ia dapat menjalankan dua jenis sensor yang mengubah hambatan listriknya ketika mendeteksi bahan kimia tertentu di sekitarnya.

Salah satu tujuan mereka adalah menciptakan robot kecil yang dapat disuntikkan ke dalam tubuh untuk mengirimkan obat-obatan seperti insulin tepat di tempat yang dibutuhkan. Untuk itu, mereka mempertimbangkan untuk menggunakan bahan yang ramah terhadap tubuh dan akan rusak saat robot selesai melakukan tugasnya.

Kru MIT juga berupaya meningkatkan voltase baterai, yang dapat membuka lebih banyak kemungkinan.

Penelitian ini didukung oleh beberapa organisasi, termasuk Kantor Penelitian Angkatan Darat AS, Departemen Energi, dan National Science Foundation.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *